Bulan Pendidikan, G25 Indonesia Bantu 75 Anak Yatim dan Dhuafa di Madura Siap Sambut Tahun Ajaran Baru

Iklan Semua Halaman

Post ADS 1

Header Menu

Bulan Pendidikan, G25 Indonesia Bantu 75 Anak Yatim dan Dhuafa di Madura Siap Sambut Tahun Ajaran Baru

Sabtu, 12 Juli 2025
Foto bersama usai berbelanja kebutuhan sekolah.
Foto : istimewa


JURNALREPORTASE.COM, Bangkalan - Memasuki Tahun Ajaran Baru 2025, Yayasan Gerakan Dualima Indonesia (G25 Indonesia) kembali menunjukkan komitmennya dalam mendorong pemerataan akses pendidikan. Melalui program Bulan Pendidikan, puluhan anak yatim dan siswa dari keluarga kurang mampu di Kabupaten Bangkalan dan Pamekasan mendapatkan bantuan lengkap kebutuhan sekolah. Mulai dari alat tulis (ATK), seragam, sepatu, hingga tas, semua disalurkan agar tak ada lagi kendala biaya di awal tahun ajaran.


Verifikasi Ketat, Bantuan Sesuai Kebutuhan Riil


Dasuki Rahmad, Ketua G25 Indonesia, menjelaskan bahwa program ini merupakan tradisi tahunan yang menyasar siswa baru maupun siswa yang naik kelas. Ia menekankan, setiap bantuan diberikan berdasarkan hasil verifikasi langsung oleh para relawan di lapangan.


“Kami tidak asal bantu. Kami identifikasi dulu kebutuhannya. Kalau mereka butuh seragam, ya kami belikan. Kalau butuh sepatu atau tas, kami sesuaikan. Semua disesuaikan dengan kebutuhan riil di lapangan,” jelas Dasuki.


Pendekatan ini memastikan setiap donasi benar-benar tepat sasaran dan memberikan dampak maksimal bagi penerima manfaat.


Menariknya, banyak dari anak-anak penerima bantuan ini adalah putra-putri dari orang tua yang sebelumnya juga menjadi penerima manfaat program pemberdayaan ekonomi G25 Indonesia, seperti bantuan modal usaha atau paket sembako. Hal ini menunjukkan dampak berkelanjutan dari upaya G25 dalam memberdayakan keluarga secara holistik.


Kualitas Tetap Prioritas Meski Donasi Menurun


Meski Dasuki mengakui jumlah donasi tahun ini sedikit menurun dibanding tahun sebelumnya, ia menegaskan kualitas bantuan tetap menjadi prioritas utama.


“Donatur menyumbang secara sukarela. Kalau tahun ini agak turun, itu hal wajar karena kondisi ekonomi. Tapi soal kualitas, kami tetap berikan yang terbaik,” tambahnya, menunjukkan dedikasi G25 terhadap standar bantuan yang tinggi.


Tahun ini, program pemberdayaan pendidikan G25 menjangkau total 75 anak dengan anggaran sekitar 19 juta rupiah. Rinciannya, 60 anak berasal dari Kabupaten Bangkalan dan 15 anak dari Kabupaten Pamekasan. Penyaluran di Bangkalan telah dilakukan pada Sabtu, 12 Juli 2025, sementara di Pamekasan dijadwalkan pada Minggu, 13 Juli 2025.


Belanja Langsung, Semangat Anak-Anak Membara


Rian Pandhi Pranata, salah satu relawan G25, menceritakan momen penyaluran yang unik. Para siswa diajak langsung berbelanja kebutuhan sekolahnya di Pasar Ki Lemah Duwur Bangkalan, didampingi oleh relawan.


“Yang kami dampingi belanja itu yang butuh seragam dan sepatu. Kalau hanya ATK dan tas, kami antar langsung ke rumah mereka,” ujar Pandhi.


Metode ini tidak hanya memastikan barang sesuai keinginan anak, tetapi juga memberikan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi mereka.


Mustaqim, relawan lainnya, menambahkan bahwa upaya G25 adalah bentuk nyata kontribusi untuk mencerdaskan generasi bangsa. “Jangan sampai ada anak putus sekolah hanya karena tidak punya seragam atau sepatu. Ini harapan kami, agar mereka tetap semangat belajar,” tegasnya, menyuarakan semangat para relawan.


Fatimah, relawan perempuan yang terlibat, menyampaikan keharuannya. “Kami sadar, kebutuhan masuk sekolah itu banyak. Semoga bantuan dari para donatur ini benar-benar bisa jadi berkah dan membantu para orang tua yang sedang kesulitan,” ucapnya, menggambarkan dedikasi sukarela para penggerak G25.


Solidaritas dari Hati, Dampak Besar Bagi Bangsa


Kisah G25 Indonesia adalah bukti nyata bahwa solidaritas dan kepedulian tidak harus berasal dari kalangan elite. Para penggerak G25 membuktikan bahwa meskipun bukan orang kaya, mereka memilih untuk peduli dan konsisten membantu dengan cara yang sederhana namun bermakna.


Program ini menjadi cerminan nyata bahwa gerakan sosial berbasis komunitas tetap bisa memberi dampak besar jika dilakukan dengan niat baik dan semangat gotong royong. G25 Indonesia memberi harapan bahwa pendidikan adalah hak semua anak tanpa terkecuali dan mereka hadir untuk memastikan hak tersebut terpenuhi.  (Tr)